Sabtu, 11 Juli 2015

K-Drama: School 2013 atau School 2015? Gengster Issue Vs Bullying Issue

     



  School adalah drama serial yang telah ditayangkan oleh channel television Korea Selatan yaitu KBS yang dimulai dari School 1 dan 2, yaitu pada tahun 1999 - 2000. Berlanjut School 3 pada tahun 2001, School 4 pada tahun 2002, kemudian disusul School 5 pada Desember 2012 – Januari 2013 dan School 6  : Who Are You? Yang baru saja tamat pada pertengahan bulan Juni 2015 lalu. Dari rentetan serial school yang memang selalu berhasil mengangkat nama aktor – aktor baru yang semakin bersinar ini, kali ini ada 2 drama school yang ingin saya bahas. Berhubung memang kedua serial school tersebut yang baru saya tonton. Mengingat school sebelumnya memang bisa dibilang ‘Old Drama’.
       School adalah drama KBS yang menghadirkan cerita yang isinya mengisahkan tentang permasalahan yang ada di lingkungan sekolah. Mulai dari masalah yang dialami murid, guru hingga orang tua murid itu sendiri jadi sekarang kita anggap saja, sedang membahas dua drama school yang ‘masa kini’...
      Mendengar kata ‘Gengster’ dan ‘Bullying’ tentunya berkaitan dengan hal – hal negatif yang ada di sekolah. Kedua hal inilah yang menurut pandangan saya diangkat oleh para produser dalam School 2013 dan School 2015. Kedua hal itu juga, yang membedakan isi cerita dari kedua drama tersebut. Beberapa waktu lalu, setelah School 2015 berakhir. Para penggemar setia drama korea khususnya yang sudah menonton kedua drama ini, mulai membanding – bandingkan atau mengambil voting kira – kira Which one do you prefer between school 2013 or school 2015? Memagambil dari obrolan ringan antara para penggemar drama korea tersebut, saya yang juga kebetulan sudah menonton kedua drama tersebut jadi ingin berbagi tentang pendapat saya tentang perbandingan jalur cerita kedua ceritanya.
Langsung ajah dehh,,,,!!


                                                                    School 2013

Begitu dengar judul drama School 2013 yang langsung terlintas di benak kita adalah 2 aktor ganteng  pemeran utamanya. Siapa lagi kalo bukan duo sahabat Go Nam Soon ( Lee Jong Suk) dan Park Heung Soo (Kim Woo bin) .
Yup! Buat saya, drama school yang satu ini, bener – bener kerasa ‘school’-nya. Ketika menonton episode pertamanyapun, langsung ada quotes yang meyakinkan kita bahwa drama ini  bener – bener cerita ‘school’ yang bakalan penuh makna. 
     " Semua yang ada di hidupmu adalah ujian. Semakin banyak ujian yang kau ambil kau akan menjadi orang yang lebih baik." - School 2013
Kenapa drama ini saya bilang benar – benar kerasa ala sekolahannya? Karena disini, hampir semua permasalahan yang ada di sekolahan diangkat. Dengan bumbu utamanya tentang anak – anak bermasalah dan penganggu yang meliputi geng yang ditakuti oleh anak – anak lain dan mengangkat tema kekerasan di sekolah.


 Permasalahan dalam drama ini dimulai, ketika seorang guru sementara diminta untuk menjadi wali kelas dari sebuah kelas yang dianggap paling berantakan di SMA yang bernama Seungri tersebut. Dari sanalah perjuangan guru tersebut dimulai, meski dia menemukan berbagai macam rintangan dan sempat beberapa kali hendak diberhentikan atau bahkan mengundurkan diri, namun semangat yang selalu ia bawa, pada akhirnya telah membuat perjuangan terus berlanjut.
Yang juga menarik dari drama ini adalah masalah dalam persahabatan yang dibungkus sangat menarik. Bukan hanya tentang persahabatan si tokoh utama yang bikin kita gerereget karena chemistry antara kedua aktor yang sangat melekat di benak kita, tapi di drama ini juga menceritakan arti persahabatan sejati dari pasangan – pasangan sahabat lainnya. Bahkan dari trio gensgter itu juga, persahabatan diantara mereka bikin kita terharu dan iri. Jadi, dalam drama ini kita juga dapat melihat arti persahabatan dari berbagai sisi. Mengingat banyaknya pasangan sahabat dan masalah yang ditampilkan.
Karena berbagai macam masalah yang datang dan kian berganti. Ini yang bikin saya berpendapat kalo permasalahan dalam drama serial School ke-5 ini lebih kompleks ketimbang serial School selanjutnya. Karena berbagai intriknya juga yang lebih banyak dan lebih bikin kita penasaran tentang penyelesaian masalah yang satu, lalu masalah yang satunya lagi. Kita tidak hanya diberikan satu jalur cerita, tetapi beberapa jalur cerita.
Salah satu yang saya suka dari drama ini juga adalah banyaknya karakter – karakter bijak dari para gurunya yang berbeda – beda cara penyampaiannya tapi berkesan dan seringkali menyelipkan makna tersendiri.









                                                          School 2015: Who Are You?

Nah, begitu mendengar judulnya kita langsung tahu ada yang berbeda dari serial school yang satu ini dibandingkan dari school – school sebelumnya. Yaitu tambahan entire title “ Who are you? “ tapi, buat yang udah nonton drama ini, pasti sudah mengerti arti dari judul tersebut.
Yup! School 2015 inilah yang mengangkat tema ‘Bullying’ yang dialami si tokoh utamanya. Bagaimana dampak Bullying yang diarasakan baik oleh si korban dan terhadap si pelaku nantinya. 


Namun, tak beda jauh dari serial school sebelumnya School 2015 juga masih membuat kita penasaran dengan  alur cerita yang sama – sama menyimpan misteri di masa lalu. Serunya, dari school yang satu ini meskipun jalur ceritanya tidak sekompleks school sebelumnya, namun di setiap episodenya kita selalu dikejutkan dengan potongan – potongan misteri tersebut yang membuat kita penasaran untuk terus mengikuti tiap episode selanjutnya.
Namun, kalo menurut pandangan saya dalam school kali ini, kita tidak dibegitu disuguhkan mengenai permasalahan di sekolah terlepas dari Bullying tadi. Tetapi, lebih menekankan pada kehidupan para remaja yang masih mencari identitas diri. Seperti mengenai mimpi dan cita – cita, penempatan diri dalam lingkungannya, kepercayaan diri, lalu masalah keluarga.

               
  "  Tak apa jika kamu terluka, karena kamu masih berusia 18 tahun." - Lee Eun Bi, School 2015

     Dalam school kali ini juga kita tidak menemukan banyak mengenai masalah persahabatan, tetapi masalah cinta anak remaja ditampilkan cukup kental. Berbanding terbalik dari school sebelumnya yang tak menceritakan sama sekali soal percintaan. Yang ada hanyalah kedekatan antara si tokoh utama pria dan tokoh utama wanita, namun tak dijelaskan mengenai apa hubungan mereka.
Dalam school kali ini, justru penonton dibuat gereget oleh cinta segiempat yang ditampilkan oleh para pemeran utama yaitu Kim So Hyun, Nam Joo Hyuk dan K- Pop Idol Btob Yook Sung Jae. Karakter – karakter kuat yang ditampilkan 4 tokoh tersebut jugalah, yang menjadikan drama ini menarik. Seperti karakter  yang baik, lemah lembut dan selalu berani membela yang benar. Ada yang pintar, beprestasi, populer, baik hati, meskipun sedikit kasar. Ada yang setia sama sahabatnya sampai 10 tahun dan pantang menyerah menggapai mimpinya. Ada juga yang malas ke sekolah, sedikit suka bikin ulah, gayanya kekanak – kanakkan tetapi pemikirannya dewasa,  selalu terlihat penuh tawa dan bahagia, meskipun sebenarnya kesepian dan kurang kasih sayang.
Tetapi, meskipun school 2015 ini menyelipkan kisah cinta anak remaja. Namun ditampilkan dengan porsi yang pas. Tidak se-romance drama cinta korea biasanya dan juga tidak bisa dibilang melodrama. Adegan – adegan yang di tampilkanpun tidak berlebihan.


Rating episode akhir yang diperoleh drama school 2015 memang tak setinggi school 2013. Kalau school 2013 mencapai angka 17 persen lebih. School 2015 harus cukup merasa puas dengan rating episode terakhir yang hanya memperoleh 7 persen lebih. Namun, menurut saya bukan berarti School 2015 ini bukan drama yang kurang asyik buat di tonton. Sebenarnyya rating tertingginya adalah sekitar 10 persen lebih di episode 13. Namun, karena episode terakhirnya yang memang ‘ending’-nya tidak seperti kebanyakan penonton harapkan. ‘ tidak seperti yang diharapkan’ juga bukan berarti buruk. Sebenarnya ini adalah masalah selera. Karena, kembali lagi school satu ini memang telah berhasil memiikat hati penonton melalui karakter – karakter si- 4 tokoh utama tadi. Sehingga banyak yang jatuh hati kepada tokoh – tokoh tersebut dan mengharapkan ‘si tokoh favourite’ mendapatkan kebahagiaannya.


Kesimpulan :
   Jadi, menurut saya kedua drama tersebut terlihat menarik dengan caranya masing – masing. Kalau pengamatan saya School 2013 menarik dengan kekompleksan cerita dan maknanya yang mendalam. Sementara itu, School 2015 : Who are you? Menarik dengan 4 karakter kuat yang ada di dalamnya.
  Namun, kalau disuruh memilih saya lebih terpikat sama makna mendalam dari School 2013. Meskipun bisa dibilang saya juga seorang Taebi Shippers ( sebutan untuk penggemar Lee Eun Bi dan Gong Tae Kwang couple) di School 2015. Saya juga sangat mengacungkan jempol untuk akting Kim So Hyun yang berhasil menampilkan tokoh kembar dengan karakter yang berbeda. Kalau, kalian sudah nonton dramanya, pasti tahu dong? Melihat Lee Eun Bi dan Go Eun Byoel layaknya seperti 2 orang yang benar – benar berbeda.
   Jadi, bagi para pembaca yang ingin cari tahu alasan “Kenapa sih kita harus sekolah?” jawaban tersebut akan kalian temukan di School 2013. Tetapi, kalau yang merasa masih menjadi ababil ( abg labil :D ) silahkan temukan jawabannya di School 2015 : Who are you? ^_____^



NN: Psstt...tapi ngomong – ngomong saya juga penasaran, kalau kalian lebih suka School 2013 atau School 2015? Terus mungkin ada yang ingin berbagi cerita soal serial school      sebelum – sebelumnya? Saya tunggu komentar, saran, dan kritiknya di kolom dibawah ini yahh... terimaksih sudah mengunjungi blog saya :D



Jumat, 15 Mei 2015

Terbang Tinggi Bersama Mimpi

                                                    
     Dalam kehidupan, kita pasti pernah mengalami moment – moment tertentu. Kalau menurut gue dalam setiap moment pasti ada soundtracknya masing – masing. Nah, begitu gue mendengarkan lagu dari salah satu boyband remaja favourite gue ini, kalimat di liriknya langsung berasa ngenaaa banget. Karena, berhasil membuka pikiran gue mengenai bagaimana seharusnya gue harus menangani mimpi sampai tuntas! Jadi, beginilah alasan gue mengapa gue jadi #BeraniLebih bermimpi!!
Gue #BeraniLebih bermimpi terus dan tidak pernah berhenti sampai gue tahu dan sudah percaya bahwa mimpi itu menjadi nyata. Meskipun seseorang pernah bilang sama gue, “ Jangan bermimpi terlalu tinggi, nanti kalau jatuh, rasanya sakit.” Gue ga peduli. Karena menurut gue, gak ada yang gak munbgkin di dunia ini selama kita mau berusaha, meskipun pada awalnya mungkin gue akan mendapatkan kegagalan ataupun terjatuh di tengahb perjalanan gue. Gue gak akan menyesal, karena setidaknya gue sudah pernah mencoba.
   
   Gue #BeraniLebih bermimpi yang tinggi. Karena gue yakin dan percaya sama mimpi gue. Buat apa gue ngejalani sesuatu tanpa keyakinan. Orang yang mengatakan bahwa seseorang tidak boleh mempunyai mimpi yang tinggi, dia salah besar. Dia menyerah bahkan sebelum mulai berperang. Orang – orang seperti itu tidak benar – benar merentangkan sayap – sayap impiannya. Ia hanyalah seperti anak burung yang belum bisa terbang. Lalu sama sekali tak mau belajar untuk terbang.
    Gue #BeraniLebih bermimpi karena gue mengikuti apa kata hati gue. Melakukan apa yang gue mau adalah kebahagiaan buat gue. Merasakan pada akhirnya mimpi – mimpi itu terbang bahkan sampai ke langit ke tujuh adalah hal terindah dalam hidup gue.
    Gue #BeraniLebih bermimpi karena gue ingin berbagi kebahagiaan terhadap semua orang yang ada di sekitar gue. Bagi gue, kebahagian yang sejati adalah melihat orang – orang yang gue sayang bahkan orang – orang yang sama sekali gak gue kenal ikut bahagia karena gue dan bersama gue. Gue bisa menjadi lebih bermanfaat bagi sesama manusia karena mimpi gue tersebut. Membahagiakan orang – oramg yang gue sayang dari hasil kerja keras gue di mimpi tersebut.
    Gue #BeraniLebih bermimpi, agar gue gak takut jatuh! Gak takut terpuruk! Gak takut gagal! Agar gue bisa belajar bagaimana caranya menjadi pemenang sejati. Bagaimana rasanya jatuh. Bagaimana keadaan gue ketika gue jatuh lalu terus mencari cara untuk tetap berjuang kembali. Bagaimana caranya gue menemukan jati diri gue yang sebenarnaya melalui serangkaian proses tersebut, menemukan apa kesalahan gue dan menjadi ‘gue’ yang lebih baik atas semua kegagalan tersebut hingga pada akhirnya, meskipun gue gagal lagi gue akan tetap menemukan kebahagiaan gue sendiri. 

Gue #BeraniLebih bermimpi karena gue percaya sama tuhan tentunya Allah swt. Bagaimana cara dia menjalankan kehendaknya. Gue hanya harus terus bekerja keras hingga pada akhirnya tuhan akan mewujudkannya dengan memberikan jalan terbaik versi Tuhan. Gue percaya, yang sebenarnya mengetahui kebahagiaan sejati adalah tuhan. Makannya, gue gak perlu khawatir karena gue punya tuhan, selama itu gue akan terus bahagia menjalani setiap langkah dan proses dalam hidup gue. J 

Kamis, 30 April 2015

Terbang Bersama Mimpi

   
          Gue #BeraniLebih bermimpi terus dan tidak pernah berhenti sampai gue tahu dan sudah percaya bahwa mimpi itu menjadi nyata. Meskipun seseorang pernah bilang sama gue, “ Jangan bermimpi terlalu tinggi, nanti kalau jatuh, rasanya sakit.” Gue ga peduli. Karena menurut gue, gak ada yang gak munbgkin di dunia ini selama kita mau berusaha, meskipun pada awalnya mungkin gue akan mendapatkan kegagalan ataupun terjatuh di tengahb perjalanan gue. Gue gak akan menyesal, karena setidaknya gue sudah pernah mencoba.
    Gue #BeraniLebih bermimpi yang tinggi. Karenab gue yakin dan percaya sama mimpi gue. Buat apa gue ngejalani sesuatu tanpa keyakinan. Orang yang mengatakan bahwa seseorang tidak boleh mempunyai miumpi yang tinggi, dia salah besar. Dia menyerah bahkan sebelum mulai berperang. Orang – orang seperti itu tidak benar – benar merentangkan sayap – sayap impiannya. Ia hanyalah seperti anak burung yang belum bisa terbang. Lalu sama sekali tak mau belajar untuk terbang.
    Gue #BeraniLebih bermimpi karena gue mengikuti apa kata hati gue. Melakukan apa yang gue mau adalah kebahagiaan buat gue. Merasakan pada akhirnya mimpi – mimpi itu terbang bahkan sampai ke langit ke tujuh adalah hal terindah dalam hidup gue.
    Gue #BeraniLebih bermimpi karena gue ingin berbagi kebahagiaan terhadap semua orang yang ada di sekitar gue. Bagi gue, kebahagian yang sejati adalah melihat orang – orang yang gue sayang bahkan orang – orang yang sama sekali gak gue kenal ikut bahagia karena gue dan bersama gue. Gue bisa menjadi lebih bermanfaat bagi sesama manusia karena mimpi gue tersebut. Membahagiakan orang – oramg yang gue sayang dari hasil kerja keras gue di mimpi tersebut.
    Gue #BeraniLebih bermimpi, agar gue gak takut jatuh! Gak takut terpuruk! Gak takut gagal! Agar gue bisa belajar bagaimana caranya menjadi pemenang sejati. Bagaimana rasanya jatuh. Bagaimana keadaan gue ketika gue jatuh lalu terus mencari cara untuk tetap berjuang kembali. Bagaimana caranya gue menemukan jati diri gue yang sebenarnaya melalui serangkaian proses tersebut, menemukan apa kesalahan gue dan menjadi ‘gue’ yang lebih baik atas semua kegagalan tersebut hingga pada akhirnya, meskipun gue gagal lagi gue akan tetap menemukan kebahagiaan gue sendiri. 

Gue #BeraniLebih bermimpi karena gue percaya sama tuhan tentunya Allah swt. Bagaimana cara dia menjalankan kehendaknya. Gue hanya harus terus bekerja keras hingga pada akhirnya tuhan akan mewujudkannya dengan memberikan jalan terbaik versi Tuhan. Gue percaya, yang sebenarnya mengetahui kebahagiaan sejati adalah tuhan. Makannya, gue gak perlu khawatir karena gue punya tuhan, selama itu gue akan terus bahagia menjalani setiap langkah dan proses dalam hidup gue. J

https://twitter.com/Nadhifa_k https://www.facebook.com/nadhifa.salsabila.71
     

Rabu, 25 Maret 2015

Mengejar Mimpi bersama Sahabat Kecil

     

      Tak banyak kata yang dapat terucap. Ketika Samsung Galaxy Note Edge berada di genggaman tangan. Sebut saja dia Sahabat Kecil. Begitulah saya akan memanggilmya. Kenapa saya sebut dia sebagai sahabat? Seperti yang diketahui, seorang sahabat yang baik itu, harus selalu ada di kala suka dan duka, setia,mejadi tempat berbagi dan selalu memberi dukungan dalam setiap langkah hidup seseorang. Seperti itulah yang dilakukan oleh Samsung Galaxy Edge ketika ia hadir dalam hidup saya. Dunia yang saya tahu menjadi lebih luas dan indah. Karena begitu banyak hal yang ingin saya realisasikan jikalau saya memilikinya.Lalu bersamanya, saya ingin membagikan cerita kehidupan saya. Melakukan banyak hal dari yang paling kecil sampai yang besar. Karena dengannya hari – hari saya akan terasa indah dan semua berjalan dengan mudah. Dengan Samsung Galaxy Edge saya akan mengajaknnya menjadi sahabat setia saya. Menemani saya dalam melangkah satu demi satu untuk melalui hidup saya dan menggapai mimpi – mimpi saya. Dengannya, saya akan menjelajahi dunia melalui aplikasi – aplikasinya yang akan membawa saya jauh ke tempat – tempat yang ingin saya tuju. Karena, bersama Sahabat Kecil saya, hanya dengan memainkan dengan anggunnya jemari – jemari saya di atas layar antiknya yang dilapisi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 3 yang tahan terhadap goresan. Saya dapat keliling dunia dan menemukan hal – hal baru yang sebelumnya belum pernah saya temui Lalu menemukan banyaknya inspirasi – inspirasi indah di dunia kemudian memetiknya dan menyimpannya di aplikasi note. Yang tentunya akan membantu saya untuk mengembangkan tulisan saya untuk menjadikannya sebuah novel yang berkualitas, sebagaimana mimpi saya. Jadi, saya tidak perlu lagi membawa laptop yang besar. Cukup dengan Sahabat kecil saya ini, saya yakin dia akan menggenggam erat mimpi – mimpi saya dan akan membawanya terbang tinggi bahkan sampai ke langit ketujuh.
      Bukan hanya menerbangkan mimpi – mimpi saya. Sahabat ecilk saya ini, akan mengajak saya untuk selalu setia terhadap sahabat – sahabat saya yang lain. Setiap waktu yang ada dalam hidup saya, baik senang atau bahkan sedih pasti memiliki makna tersendiri. Maka dari itu saya inggin bisa mengabadikan moment – moment tersebut ke dalam gambar – gambar cantik dan hanya dengan Sahabat Kecil itulah saya dapat melakukannya. Karena, ia hadir dengan kamera 16 mpnya yang hampir menyerupai kamera Slr. Hanya dengan menjentikkan jemari saya diatas layar fantastisnya, saya dapat menangkap gambar – gambar nan mempesona. Dengan kamera nya yang hampir menyerupai kamera slr tadi dan juga kamera depan yang memiliki 3,27 megapixel. Saya dapat mengabadikan senyum – senyum saya lalu mengirimkannya dengan hasil yang luar biasa nyata dan natural. Sehingga seakan – akan meskipun jarak memisahkan saya dan mereka yang berjarak jauh dengan saya namun dengan kecanggihan kamera Sahabat Kecil saya ini, telah mengajak saya seakan – akan saya berada dekat dengan mereka.
     Selain kamera belakangnya yang begitu istimewa, saya juga akan menggunakan kamera depannya yang hadir dengan 3,27 mp yang berguna saat saya menggunakannya untuk Video Call. Membuat saya dapat berbincang – bincang dengan semua orang yang saya sayangi meskipun jarak memisahkan kami. Namun, kami dapat melepas rindu dan bersenda gurau layaknya dalam satu ruangan yang sama. Karena, ia menampilkan gambarnya dengan sangat jernih sejernih air yang mengalir.    
     Seorang sahabat, ia harus selalu ada di kala suka dan duka. Itu pulalah yang dilakukan oleh Sahabat Kecil kesayangan saya ini, bersamanya saya melalui masa – masa sulit dan menyenangkan dalam hidup. Ia seringkali menghibur saya dengan menyenandungkan lagu – lagu favourite saya dengan jernihnya membuat suasana hati saya selalu merasa baik. Ia juga menyuguhkan saya dengan pilihan – pilihan tontonan yang ia tampilkan dalam layar besarnya yang jernih, jelas dan mempesona. Dengan gambar – gambar yang terfokus dan terkesan nyata. Seakan – akan saya ikut berperan dalam film tersebut. Bersama Sahabat Kecil saya ini, hidup terasa lebih berwarna dan mudah. Saya ingin sekali berbagi kepadanya mengenai mimpi – mimpi saya lalu mengajaknya untuk bersama membantu saya. Saya ingin merekam, mengetik dan menggambarkannya di fiitur smart selectnya yang memiliki tingkat keresponsifan sangat tinggi. Dengan Sahabat Kecil saya ini, saya ingin mengajaknya melompat bersama saya untuk menggapai bintang impian saya sebagai seorang penulis. Setiap waktu dalam dunia yang saya lihat dari lensanya, kemudian akan saya nyatakan kembali dalam tulisan – tulisan indah yang akan menjadi sebuah novel. Tentu saja, dengan menggunakan fiture notenya yang tanpa harus takut dia meyakinkan saya bahwa ia akan menyimpan setiap inspirasi kehidupan tersebut di dalamnya. Sehingga ketika waktunya saya akan menemukannya kembali dan dapat langsung menyusunnya.
    Saya ingin selalu meminta bahkan memohon kepada sahabat kecil saya ini, untuk selalu melangkah bersama saya di setiap proses kehidupan saya. Proses yang selalu saya harapkan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Saya ingin, sekali bisa memiliki keahlian dalam memainkan alat musik. Seperti piano dan gitar. Untung saja, karena koneksi internetnya yang cepat maka saya dapat belajar not – not angka dan chord gitar tersebut dengan menjelajahi dunia internetnya yang secepat pesawat jet. Karena tentunya dilengkapi dengan konektivitas terbaik saat ini. Dengan yang didukung oleh LTE, NFC,Blutooth,GPS,Usb OTG, dan Infra Red. Layar melengkungnya yang merupakan trobosan baru di dunia smartphone, membuat lebih Handy tentu saja jika dibandingkan dengan Laptop. Saya dapat belajar memainkan alat musik kapanpun dan dimanapun nantinya. Sehingga saya akan lebih cepat menjadi ahli.
     Tidak hanya itu banyak hal – hal lain yang ingin sekali saya pelajari di dunia ini. Salah satunya mempelajari berbagai macam bahasa. Seperti memperlancar bahasa jerman saya atau belajar bahasa korea.Berkeling dunia sungguhan adalah hal yang sangat luar biasa dan ingin sekali saya lakukan. Kendala bahasapun terkadang tak bisa dipungkiri datang menghampiri. Namun, bersama Sahabat Kecil saya, dia bisa menjadi kamus berjalan bagi saya, dengan tentunya mendownload aplikasi kamusnya. Jadi, beribu – ribu orang asing yang datangpun dapat saya atasi.
     Selain itu, tak lupa saya juga dapat berkreasi dengan rekam video perjalanan saya layaknya film dokumenter. Mengingat resolusi yang kecanggihan kameranya tadi serta ditambah lagi memiliki beragam fitur canggih lainnya seperti optical image stabilization (OIS), autofocus,LED Flash, Dual Shot, Simultanneous,Touch Focus, face and smile detection, panorama, HDR dan dengan begitu sudah bisa merekam video dengan resolusi 2160p dengan kecepatan 30fps dengan fitur optical stabilization untuk meningkatkan kualitas video. Bahkan, dengan video tersebut saya bisa beralih untuk membuat novel mengenai traveling?

                                                             
     Terbayang sudah dibenak saya, Sungguh menyenangkan sekali rasanya memiliki Sahabat Kecil saya ini, dia bukan hanya akan membantu saya mengejar mimpi – mimpi terpendam saya tetapi juga membantu saya menemukan mimpi – mimpi lainnya. Sehingga kelak bersamanya saya akan selangkah lebih maju dan menjadi New Me sebagai manusia yang lebih bermanfaat bagi sesama.

Jumat, 02 Januari 2015

Cerpen : Kemarau di Hati Mika

                      Kemarau di hati Mika

      Aku memandang tetes demi tetes air yang terus turun dari langit. Membentuk hujan yang deras. Menempelkan jemari – jemariku di kaca jendela kamarku. Langit begitu mendung dan sepi. Seakan ikut bersedih sepertiku. Mewakilkan tangisanku yang tak kunjung terurai setelah kepergian semua orang yang kucintai.
       Aku benci, harus menyambut tahun baru dengan rasa kehilangan yang mendalam. Dalam kesepian yang menjalar.
       Waktu telah menunjukkan pukul 06.00. hari mulai petang dan  semakin gelap. Aku memeluk kedua lututku, kemudian membenamkan kepalaku diantara keduanya. Bukan untuk menangis, justru aku belum pernah meneteskan air mataku sejak semua orang pergi meninggalkanku.
       Suara pintu yang diketuk, menyadarkanku.
   “ Non, non Mika?” suara bibi yang memanggil dari balik pintu kamarku. Aku membukakan pintu.
     Aku berjalan ke arah ruang tengah dan mendapati Tante Jane sedang duduk disana bersama suaminya om dimas.
  “ Hai Mika sayang, “ seru Tante Jane sambil berlari ke arahku lalu memelukku erat.
  Aku berusaha membalas pelukannya. Kemudian Tante Jane mengajakku duduk diantaranya dan om dimas.
  “ Mika, mulai sekarang kita yang akan ngerawat kamu yah.” Seru Om Dimas sambil membelai kepalaku lembut. Aku tersenyum menatap mereka berdua.
   Aku sungguh merasa beruntung masih mempunyai Tante dan Om yang sangat baik seperti mereka. Ntah aku harus berlindung atau dijaga oleh siapa kalau tidak ada mereka.
   Tiba – tiba bibi datang lagi dan mengatakan sesuatu kepada kami. Aku mengganggukkan kepala menjawabnya.
                                   
                                           (.....)
   Aku duduk di bangku yang tinggi sambil mengayun – ngayunkan kakiku. Sebuah ice cream ada di genggaman tanganku, namun mataku tengah menatap kosong ntah kemana.
   “ Kok Ice Creamya di diemin ajah?” tanya Ray yang datang drai belakangku. “ Udah ga suka Ice Cream lagi?” tanyanya. Sambil memandangku.
   Aku tersenyum mendengarnya.
  “ Dulu waktu kita masih kecil, kamu suka banget sama Ice Cream,” seru Ray mengingatkanku, pada masa kecilku bersamanya. 10 tahun yang lalu. “ Aku ingat, kamu suka semua rasa Ice Cream, jadi kamu gak suka kalau disuruh harus memiliki apa rasa Ice cream favourite kamu, pasti Ice cream yang kamu pesan tumpukan Ice Cream Vanila, Strawberry dan Coklat.”
  Aku tertawa kecil mendengarnya. “ Itu, udah lama banget yah.” Ujarku.
  “ Mau main ke pasar malam? Kita naik arena disana?” tanyanya.
  “ Akhir – akhir ini, aku lagi gak suka keramaian.” Jawabku.

 “ Umur kita sekarang berapa sih?” tanya Ray tiba – tiba.
 “ 17” jawabku.
 “ Kira – kira kalau akau ajak kamu main di Taman Bermain masih mau gak yahhh?” serunya.
 “ Taman, bermain?” ulangku sekali lagi, balik bertanya.
 Ray kemudian menatapku, seperti mengitrogasiku. Ia langsung menarik tanganku.
 “ Rayyy!!!” seruku. Karena, ia mulai mengajakku berlari. Kami tiba disebuah tama bermain anak – anak yang sepi dan hanya diterangi oleh lampu jalan yang kelabu.
 Aku memandang Ray aneh. Ia kemudian berlari menaiki sebuah jalan berjaring menuju perosotan. “ Ayoo Mik” serunya meneriakiku.
  “ Kamu serius?” Tanyaku sambil mengernyitkan dahi, “ Ray?”
  Ray meluncur dari perosatan, ketika ia sampai di bawah ia tertawa – tetawa sendiri. “ Ayolaahh Mika, ini menyenangkan” ajaknya sambil menarik lenganku dan mengajakku naik perosotan.
  Ray meluncur lebih dahulu, lalu aku menyusulnya. Saat aku sampai di bawah perosotan yang cukup tinggi apalagi untuk ukuran anak – anak itu, aku terkaget – kaget. Ray melihat ekspresiku yang sepertinya saat itu terlihat amat konyol, karena setelah itu ia menertawakanku puas sekali.
  “ Ray??’ teriaakku sebal. Sebelum aku sempat megejarnya ia sudah berlari, sehingga kami berkejaran – kejaran di taman itu. Menaiki perosotan, main jungkat – jungkit, memanjat dan permainan anak – anak di taman lainnya. Untuk sesat, aku merasa aku memang masih kecil. Bebas, tanpa ada beban dan tanggung jawab dan begitu menikmati hidup.
  “ Hhhhh,,, aku capek” seru Ray, sambil merebahkan dirinya di rerumputan, menelentangkan tubuh dan melipat kedua lengannya dan menaruhnya di bawa kepalanya,
 “ Yaampun, masa gitu saja sudah capek?” Ledekku. Diikuti tawaan ringan. Ia membalasnya dengan senyuman namun matanya fokus ke arah bintang di angkasa yang bersinar indah.
  Aku ikut merebahkan diri di rerumputan itu, melakukan gerakan yag sama dengan Ray.
  “ Bintangnya cantik yahh?” seruku.
“ Kamu pernah berfikir gak, kenapa bintang bisa ada disana” ujar Ray sambil menunjuk langit.
  “ Teori Nebula, teori pasang surut dan sebagainya. Aku rasa mungkin salah satu dari beberapa teori pembentukan tata surya itu ada benarnya.” Jawabku.
  “hahahha” Ray tertawa mendengarnya.
  “ Kok ketawa sihh? Benar kan?” tanyaku menoleh kearahnya seraya menghakimi.
  “ Iyah, Mika kamu gak salah. Tapi sekali  - kali jangan serius terus dong.” Ucapnya.
  “ Okay, kalo gitu memang apa teori kamu?” tanyaku balik.
  “ Kalau kata cerita – cerita jaman dahulu kala, bintang itu robekan kecil di langit dari surga” Ujar Ray, memulai ceritanya denga serius.
  Aku mendengarkannya penasaran.
“ Orang – orang yang sudah berada disana” serunya sambil menunjuk ke arah langit lagi. Aku ikut memeperhatikan arah tangannya menunjuk.
 “ Mereka ingin melihat semua orang yang disayanginya dan mengamati mereka yang masih hidup di bumi.” Jelas Ray.
   Aku memandangi bintang yang tampak paling bersinar bagiku. Membayangkan Ayah, Bunda dan Ka Jessie sedang melihatku dari sana, aku tersenyum.
  Ray menggenggam tanganku. Ia membalikan badannya lalu menoleh ke arahku. “ Ingat, yahh aku akan selalu ada disini jadi sahabat terbaik kamu.” Ucapnya serius.
  Aku mengangguk serius. “ Makasih yah Ray” seruku. Tepat saat itu, suara petasan terdengar meriah di antara bintang dan gelapnya malam. Diiringi suara terompet yang memengkakkan telinga. Aku menutup telingaku mendengarnya. Sungguh, akhir – akhir keramaian memang begitu menggangguku.
  Sejak, semua keluargaku pergi meninggalkanku dalam sebuah kecelakaan pesawat tragis yang belum ditemukan jejak benda bersayap buatan manusia itu. Sejak sebulan hilang contactnya. Hampir semua orang sudah kehilangan harapan kalau keluarga mereka pasti sudah tewas.
   Aku memejamkan mataku dan tanpa kusadari aku tertidur. Hingga sebuah suara membangukanku dan menggucang – guncangkan tubuhku.
  “ Mikaaa? Mikaylaa!!” suara Tante Jane mulai terdengar jelas di telingaku. “ Bangun! Kenapa kamu tidur disini?” tanyanya. “kamu tuh bikin tante panik ajah, pergi ke taman, malam – malam. Tante nyariin kamu tahu gak.”
  “ Maaf, maaf tante. Mika ketiduran.” Ujarku. “ Aku lagi main samaa....” aku menolehkan kepalaku ke tempat tadi Ray juga tertidur disampingku.
  “ Sama siapa?” Tanya Tante. Aku menatap Tante bingung tanpa bersuara.
  “ Ray?” Tante melambaikan tangannya di depan wajahku. Melihatku melamun saja.
 Tanpa menjawab pertanyaan sebelumya, aku mengajukan pertanyaan lain lagi. “ Sekarang jam berapa Tante?” tanyaku.
  “ Jam 2 subuh” Jawab Tante Jane. “ Ayoo kita pulang “ Tante Jane menarik lenganku.
  Aku menurut mesikipun hatiku masih dilanda kebingungan. Dalam hati aku bertanya – tanya Apakah tadi aku bermimpi? Tetapi kenapa aku disini? Terus dimana Ray? Beribu pertanyaan bernaum di otakku.

                                      (......)
    Cahaya matahari yang masuk diantara celah – celah tirai kamarku, menerpa wajahku. Mataku merasa sangat silau. Aku mecoba meraih sebuah jam wecker yang ada di meja samping tempat tidurku.
    Jam menunjukkan pukul 07.00. pagi. Aku bangun dari tempat tidurku. Setelah memebersihkan diri sedikit. Aku berlari ke bawah, ke ruang makan. Tante Jane dan Om Dimas sudah duduk disana. Mereka memandangku dengan wajah yang lebih cerah hari ini.
   “ Pagi Mikaa, “ seru Om Dimas.
   “ Pagi Tante, Om....” seruku mejawab dengan senyuman manis.
   “ Hari ini, kita harus ke bandara.” Ujar Tante Jane.
   Ntah kenapa tiba – tiba jantungku langsung berdetak kencang.
   “ Mika, “ ujar Tante Jane. Ia kemudian melirik ke arah Om Dimas.
  “ Pesawatnya sudah ditemukan Mika.” Jawab Tante Jane dengan wajah yang tenang.
   Namun aku merasa wajahku mulai pucat. Ntah apa ini apa namanya, apakah aku mulai merasakan kesedihan? Ntah setelah mendengar semua yang terjadi secara lebih jelas aku akan menangis? Aku sendiri bingung dengan apa yang ada di dalam hatiku. Rasanya disana seperti ada lubang yang semakin lama semakin besar. Terlebih hari ini, dadaku amat sesak.
   “ Te...rrr...rus?” jawabku dengan suara yang bergemetar.
   Tante Jane menggapai tanganku yang berada di meja makan, mengelusnya pelan. Membuat aku semaki kesulitan bernafas. Aku tidak mengerti, padahal sebelumnya, aku tidak merasakan apa – apa selama sebulan ini keuarga korban yang lain sudah menangisi kepergian keluarganya. Bahkan aku melihat sendiri mereka menangis sampai terisak. Namun, saat itu hatiku hanya kosong dan hampa. Tetapi, aku sama sekali tak meneteskan air mata. Tak bisa. Aku juga tidak tahu kenapa. Bukan karena aku tidak menyayangi kedua orang tuaku dan kakaku. Justru, aku begitu menyayanginya. Aku hanya bingung menghadapinya. Menghadapi kenyataan yang datang mendadak di hadapanku.
   Aku menunggu setiap kata yang keluar dari mulut Tante. Ia memandangku. Aku tidak bisa membaca ekspresi apa yang ada di wajahnya. Ia tidak terlihat kaget atau rapuh. Kemudian ia hanya mengeluarkan secercah senyum dibibirnya. Yang membuatku bingung.
“ Mika, Ayah, Bunda dan Ka Jessie baik – baik saja” Jelas Tante Jane akhirnya.
   Aku memandang mereka setengah tak percaya dengan pendengaranku. Namun, aku tak bisa menyembunyikan senyum bahagia yang terpancar di wajahku.
                                        (.....)
   Aku merebahkan tubuhku di atas pangkuan kak Jessie, di Taman Bermain. Menatap langit malam yang dihiasi bintang. Kak Jessie membelai rambutku ringan.
   “ Ray benar kak....” Ujarku tiba – tiba. “ Ray, memang udah gak ada disini. Tetapi ia selalu ada disana.” Ujarku menunjuk bintang yang cahayanya paling menyita perhatianku.
   “ Ray juga ikut bahagia kalau ngeliat kamu bahagia.” Ujar Kak Jessie.
   “ Jadi, waktu Ray cerita soal mitos itu sama aku, bukan hanya karena ia ingin menghibur aku.” Ujarku.” Tapi karena Ray tahu, usianya mungkin udah gak lama lagi.” Aku bangun dari baringanku dan duduk di samping Kak Jessie memandangnya serius.
   “ Mika, Ray pergi dalam kedamaian.. ia juga meninggalka sejuta kenangan dan kebahagiaan untuk sahabatnya yang paling berharga meski hanya dalam waktu 6 jam. Meskipun pada akhirnya penyakit Syndrom Gulliallin berhasil merenggutnya. Setidaknya ia sudah pernah mencoba untuk melawannya.” Ujar Kak Jessie.
   “ Mika tahu. Malam itu, Ray ninggalin Mika. Karena, ia gak mau lihat mika sedih. Makannya ia pergi diam – diam.” Ujarku.
   Kak Jessie memandangku, aku tahu pandangan itu, ia sedang menyembunyikan air matanya, tapi ia tahu adiknya sudah lebih tegar.
   “ Kak, Raya akan selalu jadi sahabat terbaik untuk Mikayla.” Seruku sambil bersandar di pelukkan Kak Jessie.
     Ketika hari kepergian Raya, aku tahu. Aku tidak pernah menangis.
     Seseorang pernah berkata, aneh kelihatanya menafsirkan luka akan kehilangan tanpa air mata. Tetapi yang aku tahu, tak semua kehilangan harus di tafsirkan dengan air mata. Aku kehilangan, tetapi aku ikhlas. Karena mungkin memang seperti itu seharusnya takdir berjalan.
     Bagiku, hidup bersama luka adalah bagian dari cerita kehidupan.
                                         TAMAT

Senin, 13 Oktober 2014

Resensi Novel : Mokingjay ( Serial terakhir dari Trilogi Novel The Hunger Games)

  Bagi yang sudah baca 2 novel sebelumnya, Pasti penasaran dong buat baca novel selanjutnya. Apalagi, buku yang merupakan seri terakhir dari Trilogi The Hunger Games ini, akan segera di launching film The Hunger Games: Mokingjay part 1 yang akan dihadirkan di penghujung akhir tahun 2014 ini. So, tidak ada salahnya sebelum nonton filmnya, baca dulu resensi! Check this out-à

Resensi Novel The Hunger Games: Mokingjay

Menelusuri Alur Cerita Fantasi dan Nilai Moral yang tersembunyi di dalamnya.


Judul Buku: Mokingjay
Penulis: Suzanne Collins
Alih Bahasa: Hetih Rusli
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama   
Cetakan: ke-17, 2014 
Tebal: 432 hlm, 20 cm

  Bagi para penyuka novel Fiksi, trilogi novel the Hunger Games ini, memang patut dijadikan salah satu pilihannya. Suzanne Collins telah mengajarkan bagaimana caranya menyuguhkan cerita fiction yang tidak membosankan. Alurnya yang tidak dapat di duga namun juga menegangkan.
  Setelah meraub keuntungan dari dua novel sebelumnya, Suzanne Collins menghadirkan kisah perjuangn terakhir dari Sang Pemberontak, Katniss Everdeen.
  Setelah Katniss berhasil 2 kali selamat dari pertarungan di arena Hunger Games, kini kenyataan lain telah nampak dihadapannya. Presiden Snow yang tadinya memerintahkan Katniss untuk meredam pemberontak di setiap distrik ketika Ia dan Peeta Mellark melakukan Tour Kemenangan, menghadapi kegagalan. Karena tanpa Katniss sadari ternyata ia semakin menyulutkan semngat pemberontakan di distrik – distrik. Terbukti, ketika ia mengetahui bahwa ternyata Distrik 13 masih ada dan disanalah ia sekarang. Para pemberontak telah menyiapkan pasukannya sedemikian rupa di distrik ini, untuk melawan Capitol. Termasuk Sang Juri Pertarungan Hunger Games yaitu Plutarch Heavensbee dengan Presidennya yaitu Presiden Alma Coint. Mereka meminta Katniss untuk menjadi pion dalam pemberontakan ini sebagai Mokingjay. Namun, dalam perjalanannya, Katniss meminta beberapa syarat untuk itu. Salah satunya, membebaskan hukuman kepada para pemenang yang menjadi tawanan Capitol. Termasuk pasangan pura – puranya, Peeta Mellark. Dalam usahanya, untuk berlatih melawan Capitol, dan bermain mengikuti Perintah President Coint, Katniss dihadapkan kepada berbagai pertimbangan terhadap kubu mana kah sebenarnya yang berpihak padanya. Terlebih Katniss mempunyai misi sendiri yang telah menjadi hasratnya. Yaitu, membunuh President Snow dengan tangannya sendiri.
   Suzanne Collins yang sejak tahun 1991 telah membuat cerita televisi untuk program anak – anak, mungkin itulah yang mengantarkannya memiliki berbagai imajinasi di kepalanya, sehingga ia juga dapat melahirkan berbagai karya novel fantasi remaja yang banyak diminati, salah satunya The Hunger Games ini.
   Selain dalam penyampaian alurnya, Suzanne Collins berhasil mengangkat 3 karakter utama secara kuat. Seperti Katniss Everdeen: Keras Kepala dan Pemberani. Lalu ada Peeta Mellark: Tulus dan Rela Berkorban. Kemudian ada Gale Hemsworth: Pemberani dan Pemarah. Tentu saja ketiga karakter ini mengingatkan kita pada serial Harry Potter sama – sama menceritakan kebimbangan antara 3 kisah cinta dalam yang memiliki 3 tokoh utama yang berkarakter pula atau yang serial Twilight. Tak bisa dipungkir, 3 karakter dalam seri The Hunger Games ini pun bukan tidak mungkin, dapat menyaingi ketenaran 3 karakter serial di atas.
   Menurut saya, buku ini leboh cocok ditampilkan untuk para remaja atau orang dewasa pun dapat menikmatinya, bagi penyuka cerita fantasi tentunya. Namun, untuk anak di bawah usia, sepertinya ini bukan cerita fantasi yang cocok. Karena cerita ini mengandung unsur kekerasan.
   Bagi para remaja atau orang dewasa, mungkin akan mengerti atau bahkan bisa mengambil apa sebenarnya nilai moral yang tersembunyi dibalik cerita fantasinya. Kalau kita telaah lagi, buku ini sebenarnya menyindir tentang kehidupan masa kini. Yang sebenarnya secara tidak langsung saling bunuh – membunuh. Dalam lain tentunya. Seperti dalam hal jabatan dalam pemerintah seperti yang terjadi saat ini.

    Hal yang dapat diambil kesimpulannya adalah, bunuh – membunuh, jatuh – menjatuhkan bukanlah sebuah jalan untuk mencapai kebahagiaan. Tidak ada yang seperti itu, meskipun alasannya adalah demi kepentingan rakyat. Itu bukan demi kepentingan rakyat, tetapi sebenarnya demi kepentingan Pemerintah dan orang yang memerintah saja. Seperti yang President Snow katakan kepada rakyatnya, dalam seri kedua novel ini, “ Ini semua demi Kekayaan dan Kejayaan Capitol” (Capitol: Pemerintahan President Snow.

InfoPart 1 nya akan tayang tahun ini tanggal 21 November 2014. Sedangkan bagian kedua “The Hunger Games: Mockingjay Part 2” akan tayang tahun depan, tanggal 20 November 2015.
Poster resmi perdana nya bisa Anda lihat dibawah ini :
Bisa juga dilhat thriller Filmnya disini ---> https://www.youtube.com/watch?v=C_Tsj_wTJkQ

Resensi Novel : Sepatu Dahlan



Judul Buku: Sepatu Dahlan
Penulis: Khrisna Pabichara
Penerbit: Noura Books (PT Mizan Publica)
Cetakan: XII, Maret 2014
Tebal: 369 halaman

     “Hidup, bagi orang miskin, harus dijalani apa adanya” begitu kata Dahlan Iskan. Kemudian lahirlah dari sana sebuah karya yang diberi judul “Sepatu Dahlan”.
    ‘ Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya’ Itulah arti sastra menurut salah satu ahli sastra, Semi.
     Begitu pula seorang Khrisna Pabichara seorang sastrawan muda berbakat dan telah menerbitkan 13 novel lainnya, yang berhasil menyuguhkan karya tulis lewat novel ke 14nya dalam novel ini. Tak perlu banyak kiasan, majas ataupun kata – kata berkelok – kelok. Pemaparan yang sederhana namun ‘mengena’ telah mewakili betapa nikmatnya membaca buku ini.
    Disampaikan dalam bentuk plot sederhana pula, dimulai ketika seorang Dahlan Iskan hendak memulai operasi livernya pada tahun 2007 dan diikuti masa – masa pembiusannya yang kemudian Sang penulis sebutkan sebagai ’18 jam Kematian’ mengantarkan sosok Dahlan ke dalam masa kecilnya yang suram. Kemudian, di mulailah petualangan Dahlan kecil hidup di tengah kemiskinan namun tetap berjuang untuk terus bertahan hidup dan tetap memiliki mimpi.
     Pada dasarnya membaca sebuah novel yang di angkat dari kisah nyata,seringkali dianggap menarik. Berbeda dengan novel – novel fiksi yang menawarkan tokoh – tokoh imajinasi yang pada kenyataannya hanya berjalan di pikran Sang Penulis. Novel yang ditulis langsung dari kisah hidup seseorang biasanya akan terasa lebih hidup. Layaknya buku ini, seorang penulis sastra serius Khrisna Pabichara berhasil menarik para pembaca ke dalam dunia masa kecil dari seorang Menteri bernama Dahlan Iskan secara kronologis, dengan plot yang mengalir lembut, namun setiap detailnya mampu di rasakan sensasinya. Bukan kemamuannya lahir di tengah keluarga miskin.Namun, bukan karena itu lantas dahlan kecil menyerah, berbagai cara ia lakoni untuk mendapatkan impian terbesarnya saat itu: sepasang sepatu dan sebuah sepeda.
     Sang penulis yang merupakan penyuka prosa ini, telah menggiring pembaca memasuki alur cerita dan ikut merasakan betapa kesedihan sudah menjadi teman bagi Dahlan kecil dan kelaparan adalah sahabat setianya. Mengajak pembaca ikut berjalan di atas aspal panas, kadang kerikil, tanah, becek, lumpur dan mala petaka lainnya saat dahlan harus berjalan tanpa beralaskan apapun di kakinya sejauh berkilo – kilo meter dari rumah hingga sekolahnya dalam perjuangannya untuk mengais ilmu. Lalu kesedihan satu persatu datang menghampiri, ketika keinginannya untuk melanjutkan sekolah di SMP impiannya namun di tentang oleh bapaknya.Lalu Ibunya yang sakit lalu meninggal ketika Dahlan masih kelas 1 SMP, kakak perempuan tertuanya yang memutuskan untuk merantau ke seberang pulau, konflik dalam persahabatannya, hingga akhirnya perjuangannya mangais rezeki mengajar bermain bola voli mengantarkannya pada sepasang sepatu impiannya dan sebuah sepeda. Kemudian disaat ia dilanda kebingungan atas pesyaratan bersama gadis pujaannya yang mengharuskan Dahlan menjadi sarjana.
    Khrisna berhasil memaparkan sebuah kisah nyata secara sempurna melalui kata – kata yang menghinotis namun tetap lugas dan tegas. Menampilkan kisahnya secara teratur dan sesuai namun tak mengindahkan unsur – unsur sastra yang tetap menjadi bumbu – bumbu manis tersendiri. Tanpa unsur membosankan dan sedemikian rupa tetap menunjukan alur naik turunnya yang mengayun – ngayun seakan ingin cepat – cepat menamatkan bukunya. Sedangkan karakter tokohnya disampaikan dengan ketelitian dan kuat. Seperti tokoh Kadir yang tak banyak bicara dan perasa ( akibat masa lalu tentang keluarganya), tokoh Imran yang gigih berlatih dan jahil atau tokoh Komariyah yang memiliki hobi bermain, permainan laki – laki.
    Memang bagi seorang sastrwan muda layaknya Khrisna Pabichara yang memang sebelumnya telah melahirkan karya – karya bermutu lainnya, rasanya tidak janggal bahwa ia bisa begitu apik menyampaikan unsur kesusastraan,plot,karakter tokoh yang kuat secara sederhana dan apa adanya namun tetap berkualitas.
   Namun juga tetap meninggalkan bekas inspiratif dan membuka mata,pikiran dan hati siapapun yang membacanya. Dahlan kecil, yang mula – mulanya pernah nekat mencuri tebu demi mengisi perut keroncongan adiknya, telah belajar bahwa sebagai manusia boleh saja kita miskin harta, tetapi jangan pernah miskin iman. Disinilah sang penulis menghadirkan nilai moral yang sekaligus dibungkus oleh nilai religius yang pesan gandanya tersebut dapat di petik oleh pembaca. Maka secara tak langsung penulis telah berhasil menyampaikan visinya dalam buku tersebut: Memberikan pembelajaran moral berupa kehormatan untuk mendapatkan harta.

    Sangat tepat disampaikan di tengah zaman yang sudah menjadi tempat menggilanya para Koruptor. Teguran manis juga disediakan oleh Khrisna tentang bagaimana Dahlan kecil tetap bersyukur menikmati kehidupannya. Seperti yang ia katakan “ Bagi kami kemiskinan adalah kesenangan.”